Delapan Mitos Alergi Anak Bagaimana Faktanya – 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan masa emas yang harus diperhatikan oleh anak. Ketika seorang anak memiliki alergi, mereka membutuhkan bantuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Fase emas tumbuh kembang anak adalah 1000 hari pertama setelah lahir (HPK). Disebut masa emas karena 70-80 persen perkembangan massa otak anak terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan.
Delapan Mitos Alergi Anak Bagaimana Faktanya
Jika tumbuh kembang anak tidak maksimal pada 1000 HPK, maka tidak menutup kemungkinan berbagai gangguan kesehatan akan berkembang hingga anak dewasa.
Stop! Berhenti Percaya Pada 8 Mitos Alergi Kulit Ini
Tumbuh kembang anak yang menderita alergi susu pada 1000 hari pertama kehidupannya sangat perlu diperhatikan. Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas yang dipicu oleh reaksi imunologi salah satunya protein susu sapi.
Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi yang paling sering muncul pada 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Sekitar 1 dari 13 anak alergi terhadap setidaknya satu jenis makanan.
Ketika mengenai saluran pernapasan, anak mengalami gejala pilek dan batuk berulang. Selain itu, nafas anak juga bisa berbunyi”
Alergi susu sapi juga bisa menyerang kulit dengan gejala seperti kemerahan, gatal-gatal, atau bisul di beberapa bagian tubuh.
Mitos Dan Fakta Seputar Pemberian Makan Pada Bayi
Jika gejala alergi susu sapi semakin parah, anak akan mengalami sesak napas dan syok. Sedangkan efek jangka panjangnya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Retardasi pertumbuhan terjadi pada anak alergi karena berkaitan dengan jenis makanan yang dimakan dan lamanya pantangan makanan.
Agar anak tumbuh dan berkembang dengan baik, diperlukan pola makan yang bergizi dan seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak tak jenuh, vitamin dan mineral.
Selain itu, anak yang alergi susu sapi akan mengalami kekurangan asupan protein sejak dini karena tidak dapat mencerna protein yang berasal dari susu sapi.
Mitos Salah Tentang Alergi Susu Sapi Pada Anak. Yuk, Lebih Kritis!
ASI adalah pilihan terbaik bagi anak dalam 1000 hari pertama kehidupannya. Sehingga ibu dapat mencoba memberikan ASI minimal pada enam bulan pertama kehidupannya.
Pengganti ASI ini bisa berupa kedelai atau susu kedelai. Untuk kandungan gizi pada susu kedelai, pastikan mengandung zat-zat berikut ini:
) merupakan asam lemak tak jenuh yang berperan dalam pembentukan sel saraf di otak dan jaringan penglihatan pada organ mata.
Cobalah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak yang alergi. Misalnya, hindari penggunaan karpet, jaga kebersihan hewan peliharaan, dan hindari asap rokok di ruang tamu.
Fakta Dan Mitos Seputar Kesehatan Hidung
Angka kejadian alergi susu sapi pada anak turun menjadi 30-40 persen pada usia 12 bulan dan 5 persen pada usia 3 tahun.
Jika anak Anda mengalami alergi susu sapi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang optimal. Terlepas dari apakah anak Anda memiliki alergi atau tidak, sangat penting bagi Anda untuk mempelajari berbagai mitos dan fakta tentang alergi makanan pada anak.
Alasannya karena alergi merupakan kondisi yang sangat tidak terduga. Alergi bisa terjadi kapan saja karena makan apa saja, meski sebelumnya anak sudah terbiasa mengonsumsi makanan tersebut.
Nah, karena alergi makanan bisa berakibat fatal, jangan sampai bunda salah mempercayai mitos tertentu tentang alergi makanan pada anak. Untuk membedakan antara mitos dan fakta, simak penjelasan berikut ini.
Susu Menyusui Itu Seperti Apa? Emang Penting Banget Ya?
Padahal, alergi makanan merupakan kondisi yang bisa mengancam jiwa. Pada kebanyakan kasus, alergi makanan hanya menimbulkan reaksi seperti gatal, mual, pilek atau mata, dan muntah. Namun, ada kondisi yang disebut syok anafilaktik. Ini adalah reaksi alergi serius yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
Jadi, jangan sampai bunda menyepelekan alergi makanan pada anak ya? Sebaiknya perhatikan bahan apa saja yang dimakan anak setiap hari. Jika anak menunjukkan gejala yang parah, seperti kesulitan bernapas atau tidak sadarkan diri, segera bawa ke unit gawat darurat medis.
Faktanya, tidak ada penelitian yang dapat membenarkan efek ini. Anak-anak bisa menjadi lebih kebal dari waktu ke waktu. Namun, tidak ada jaminan anak akan sembuh jika terus dipaksa makan makanan yang membuatnya alergi.
Padahal, reaksi alergi yang lebih serius bisa terjadi pada anak-anak. Karena sistem imun tubuh melihat semakin banyak ancaman yang perlu dilawan dengan melepaskan histamin. Histamin menyebabkan gejala alergi pada anak-anak.
Mitos Hamil Muda Yang Tak Perlu Bunda Percaya
Faktanya, alergi bisa sembuh dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuh anak yang akhirnya berkembang dengan sempurna. Alasannya, alergi disebabkan oleh kesalahan sistem kekebalan tubuh, yang menganggap makanan tertentu sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh.
Tidak jarang anak yang alergi susu, telur, atau makanan laut sembuh dengan sendirinya. Namun, karena alergi juga dapat diperkirakan di sini, Anda harus berhati-hati. Jangan sembarangan mengisi makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi parah pada anak Anda, karena efeknya bisa berbahaya.
Faktanya, makan satu gigitan saja bisa menyebabkan reaksi alergi yang parah atau syok anafilaksis. Ini karena sistem kekebalan tidak dapat membedakan berapa banyak makanan yang dicerna. Jika zat yang membuat si Kecil alergi tertelan, tubuh langsung bereaksi berlebihan, berapapun jumlahnya.
Faktanya, tim ahli dari University of Nebraska-Lincoln di Amerika Serikat menemukan bahwa 90 persen dari semua kasus alergi disebabkan oleh makanan alami. Misalnya kacang-kacangan, ikan, susu, udang, telur, gandum dan kedelai.
Anak Sering Kambuh Gejala Alerginya? Dokter Jelaskan Kemungkinan Apakah Alergi Pada Anak Bisa Sembuh Total Atau Tidak
Namun, anak Anda mungkin mengalami alergi saat mengonsumsi bahan kimia seperti pengawet, pewarna, dan penguat rasa.
Itulah lima mitos dan fakta seputar alergi makanan pada anak. Pernahkah Anda mendengar mitos lain tentang alergi makanan? Silahkan tulis pertanyaan kalian di kolom komentar ya! Wajah dan kelopak mata aktor papan atas Kang Woo Won membengkak menjadi merah. Telah menghalangi penglihatannya. Beruntung ada Im Ye Eun, wanita cantik yang dengan cekatan menyelamatkan Kang Woo Won dari gempuran para penggemarnya.
Cerita di atas merupakan salah satu adegan dari drama Korea “Good Casting” tentang seorang selebriti yang alergi kacang dan tidak sengaja memakan pistachio.
Drama Korea memang banyak membahas tentang penyakit yang tidak diketahui masyarakat umum, seperti prosopagnosia/face blindness (tidak bisa melihat wajah), CIPA (tidak bisa merasakan sakit), dan masih banyak lagi lainnya.
Mitos Seputar Kedelai, Bagaimana Faktanya?
Orang awam seperti saya selalu memandang alergi sebagai penyakit ringan. Hanya saja ketidakmampuan tubuh untuk menerima jenis makanan tertentu, intoleransi terhadap debu dan sejenisnya yang bisa dengan mudah diatasi dengan minum obat alergi.
Saya mengetahuinya setelah webinar 25 Juni 2020. Webinar bertema: “Menekan Potensi Alergi Anak Anda dengan Deteksi Dini Alergi dan Nutrisi yang Tepat” diselenggarakan sebagai bagian dari Pekan Alergi Dunia yang berlangsung dari tanggal 28 Juni hingga 4 Juli 2020. Dengan narasumber:
Webinar tersebut menjelaskan bahwa menurut WAO (World Allergy Organization), 39% – 40% penduduk dunia menderita alergi. Termasuk 550 juta orang yang menderita alergi makanan.
Khusus pada alergi susu sapi, WAO menemukan bahwa 1,9-4,9% anak di seluruh dunia menderita alergi susu sapi (CMA), sedangkan anak Indonesia mencapai 7,5% dari populasi.
Mitos Dan Fakta Tentang Sulit Bab, Apa Saja?
Kita terbiasa memberikan anak telur dan susu sebagai suplemen protein karena mudah didapat dan relatif murah dibandingkan ayam/sapi dan ikan.
Ketika seorang anak menderita gatal-gatal, mitos mengatakan bahwa anak tersebut belum kebal. Nantinya setelah dewasa, kekebalan tubuh akan terbentuk sempurna sehingga membuat mereka kebal terhadap semua makanan.
Banyak orang tua terkejut mengetahui bahwa anak mereka menderita asma, padahal tidak satupun dari mereka, serta hasil riwayat keluarga, menderita asma.
ASI mengandung nutrisi dan antibodi yang dapat mencegah reaksi alergi. Hal ini didukung oleh banyak penelitian yang menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama pada anak dapat menurunkan risiko alergi pada anak.
Kenali Mitos Dan Fakta Untuk Kesehatan Anak
Dikutip dari Healthline, dr. Sylvia Owusu-Ansah, dokter ruang gawat darurat anak dan dokter ruang gawat darurat di UPMC Children Hospital of Pittsburgh mengungkapkan:
“Kami tahu penyebab utama serangan asma adalah virus, jadi masuk akal jika Covid-19, penyakit virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, bisa lebih buruk bagi penderita asma.”
Pendapat ini didukung oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang menyatakan bahwa penderita asma sedang hingga berat berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah akibat Covid-19.
Obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung adalah contoh penyakit degeneratif akibat alergi. Alergi memperburuk kondisi organ penderita, mempengaruhi sistem saraf pusat, tulang dan sendi, pembuluh darah atau jantung.
Asi Dapat Menurunkan Risiko Alergi Pada Bayi
Penderita alergi juga sering mengalami muntah dan diare berulang yang mengganggu asupan makanan sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak. Nutrisi alergi diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu.
Kualitas hidup anak juga terpengaruh. Ketika teman-temannya asyik bermain game, ia terpaksa tidak ikut karena lingkungan game berpotensi membuat alerginya kambuh.
Tak hanya penderita alergi yang kerap harus ke rumah sakit, orang tua juga harus mendampingi anaknya jika kambuh. Hal ini mengganggu performa kerja.
Untuk menghindari kekambuhan, renovasi rumah harus dilakukan dan peralatan rumah tangga harus diganti. Seperti membuang bantal berisi kapas dan menggantinya dengan bantal sintetis dan menggantinya setiap 6 bulan sekali.
Mitos Seputar Alergi Susu Sapi Pada Anak
Alergi pada tubuh manusia tidak dapat disembuhkan, apalagi jika alergi tersebut bersifat genetik. Satu-satunya cara adalah menghindari alergen. Alergen adalah pemicu alergi, bisa berupa makanan atau sesuatu yang terhirup.
Secara khusus, kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi. Reaksi-reaksi ini dapat dimediasi IgE atau non-IgE. Reaksi alergi yang dimediasi IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih parah, membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah didiagnosis.
Penyaring Risiko Alergi adalah alat untuk membantu orang tua menentukan tingkat risiko alergi anak mereka berdasarkan riwayat alergi keluarga. Sehingga dapat dicegah sedini mungkin.
Caranya mudah, cukup kunjungi website Nutriclub dan jawab beberapa pertanyaan. Termasuk pengalaman/kejadian yang mungkin tidak Anda sadari sebagai gejala alergi. Tidak hanya mengenai laki-laki, perempuan juga anak pertama, jika ada.
Fakta Medis Di Balik Mitos Batuk Yang Menyesatkan
Kemudian isi formulir dengan informasi pribadi sehingga hasilnya dapat dikirim melalui email. Hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai persentase risiko alergi pada anak.
Hasil tes penyaring risiko alergi merupakan pedoman pertama yang dapat dibawa ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan nutrisi alergi dan pencegahan yang tepat.
Nah, jangan terlambat untuk mengenali dan mengambil
Bagaimana cara mengatasi alergi, bagaimana cara menghilangkan alergi, mitos tentang ibu hamil dan faktanya