
JawaPos.com- Nama Mohammad Anam, belakangan banyak menjadi buah bibir. Aksi heroiknya hingga berhasil mencegah tabrakan hebat antara KA Sancaka dengan truk pengangkut mobil di perlintasan Damarsi, Desa Kepuhanyar, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, itu disebut-sebut bak cerita dalam film.
Ditemui Jawa Pos Radar Mojokerto Jumat (27/1) sore, raut wajah Anam tampak masih menahan kantuk. Maklum, Anam baru tidur tiga jam saja. Tragedi menegangkan pada Kamis (26/1) malam, menuntutnya terus berjaga. Tidak tidur semalaman. Termasuk mendatangi kantor Satlantas Polres Mojokerto untuk dimintai keterangan sebagai saksi kecelakaan itu.
Anam sudah 20 tahun menjadi penjaga perlintasan KA. Peristiwa malam itu baru kali pertama terjadi. Sebetulnya, di perlintasan itu bukan hanya Anam yang berjaga. Ada orang lain. Namun, saat insiden itu terjadi, kebetulan waktunya Anam yang bertugas.
Beberapa kali Anam menghela nafas. Berucap syukur. ”Alhamdulillah kereta bisa mengerem. Tidak sampai benturan keras. Cuma terdorong,” kata bapak 47 tahun, yang tinggal hanya sepelemparan batu di sisi perlintasan KA itu.
Anam pun menceritakan detik-detik peristiwa itu terjadi. Malam itu, sekitar pukul 20.30 WIB, KA Argo Bromo Angger baru saja melintas. Dia dan kakaknya, baru memulai sif jaga malam. Begitu KA Argo Bromo itu sudah lewat, palang pintu manual itu dibuka. Kendaraan yang semula berhenti di dua arah, akhirnya melaju pelan. Melintasi gundukan rel.
Tidak lama, mata Anam melihat truk besar daru utara. Nopolnya B 9638 FEH. Kendaraan itu mengangkut mobil. Belakangan, diketahui truk itu disopiri Jery Barokah, 28, warga Cigugur, Pusaka Jaya, Subang, Jawa Barat.
Begitu melintas rel, truk trailer itu mandek jegrek. Berhenti di tengah-tengah rel. ”Mau maju atau mundur, wes nggak isok. Sasisnya tersangkut ke rel,” jelas warga asli Dusun Damarsi itu.
Truk tersebut mengangkut enam mobil. Semuanya masih baru. Kinyis-kinyis. Namun, Anam tidak mengetahui mobil itu hendak dikirim kemana. Yang jelas, sebetulnya truk itu terlalu besar. Tidak cocok mengaspal di jalur alternatif Jalan Dusun Damarsi ini. Tapi, truk telanjur melintas. Betul, bagian bawah truk pun nyangkut.
Si sopir kemudian turun. Memasang dongkrak. Namun, upaya tersebut sia-sia. Otak-atik tidak juga membuahkan hasil. Anam mulai tersaput cemas. Dia terus memandangi benda yang melingkar di tangannya. Jam. Anam tahu, 15 menit lagi, akan ada KA melintas. ”Saya sudah hafal jadwal-jadwal sepur lewat,” katanya.
Mata Anam nanar. Terus berganti pandang. Ke sopir dan truknya, ke jam tangan, dan ke arah KA mau lewat itu. Beberapa detik sebelum KA melintas, Anam pun mulai menjalankan tugas daruratnya. Sebab, dari barat, dirinya sudah melihat kerlip lampu kereta. Rel juga terasa bergetar-getar.
Kereta itu, diperkirakan akan sampai di kawasan bypass Mojokerto, yang berjarak sekitar 2,7 kilometer. ”Kakak saya yang tugas di sisi selatan, saya minta lari duluan. Terus saya taruh HP dan tas, kemudian menyusul kakak saya untuk lari,” ungkap ayah dua anak ini.
Anam berusaha lari. Sekuat dan sekencang-kencanya. Berpacu dengan waktu. Tanngannya menenteng tongkat stopan. Di tengah malam nan temaram.