Alastlogo Kembali Berdarah, Diduga Dendam Pasca Pilkades

38

JawaPos.com– Alastlogo kembali berdarah. Kali ini, api penyulutnya diduga dendam pasca pemilihan kepala desa (Pilkades). Sejumlah warga di wilayah Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, itu terlibat carok masal. Tiga orang terluka parah. Mereka dilarikan ke rumah sakit. Suasana kampung dilaporkan sempat mencekam.

Sejatinya, Pilkades di Desa Alastlogo itu sudah selesai pada Maret 2022 silam. Serentak dengan desa-desa lain. Namun, seperti di banyak tempat, konflik antarpendukung biasanya tak begitu cepat reda. Pun begitu agaknya di Alastlogo. Dari data pemenangnya adalah Karto. Kades petahana itu unggul dari tiga pesaingnya.

Kapolsek Lekok AKP Agung Sujatmiko menjelaskan, sejauh ini pihaknya terus mendalami kasus tersebut. Mulai dari pengumpulan bukti, keterangan saksi, dan lainnya. Dia tidak ingin grusa-grusu untuk menetapkan tersangka. “Tersangka belum ada. Semuanya masih saksi statusnya,” ujarnya seperti dilansir Jawa Pos Radar Bromo (27/1).

Sampai sekaran, mereka yang terlibat masih dalam perawatan. Pihaknya belum bisa meminta keterangan. Adapun mereka yang ikut dalam penyerangan namun tidak terluka, tidak ada di rumahnya. Mereka semua menghilang setelah peristiwa tersebut. “Kuncinya di tiga yang luka itu. Karena yang lain kabur,” ungkapnya.

Agung menjelaskan, kejadian itu diduga karena dendam lama masalah Pilkades. “Mungkin tersulut lagi setelah ada isu (masa jabatan Kades, Red) sembilan tahun itu,” jelasnya.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, insiden berdarah tersebut terjadi Kamis (26/1) sore, sekitar pukul 17.00 WIB. Sore itu, salah seorang warga bernama Pardi, 40, hendak nyekar ke makam keluarganya di makam desa setempat. Lalu, Pardi dihampiri beberapa orang. Dua orang di antaranya langsung duel dengan Pardi.

Saat itu, Pardi hanya tangan kosong. Adapun penyerangnya membawa senjata tajam. Celurit dan golok. Setelah terjadi perkelahian, Pardi berhasil merebut sajam salah seorang yang menghampirinya. ’’Yang datang empat sampai lima orang. Tapi, yang nyerang dua,” jelas Agung.

Perkelahian sengit pun terjadi. Ketiganya sama-sama terluka. Berdarah-darah. Tergeletak Warga langsung membawa mereka ke RSUD Grati. Tidak lama, polisi langsung ke rumah sakit. Begitu juga dengan keluarga mereka. Ramai-ramai mendatangi rumah sakit. Tidak ingin terjadi perkelahian lanjutan, datang bantuan petugas dari Polres Pasuruan dan polsek jajaran.

Jumat (26/1) dini hari, akhirnya tiga korban diputuskan untuk dirawat di rumah sakit berbeda. Sugiantoro, 32, dirujuk ke RSUD R. Soedarsono. Punggungnya tertancap celurit. Bahkan, hingga dirujuk celurit masih belum dicabut. Setelah itu, keluarga ketiga korban berangsur-angsur meninggalkan RSUD Grati.

Sementara itu, keluarga Pardi yang menunggu keputusan hendak dirujuk ke RS mana. “Adik saya dikeroyok lima orang. Dia sedang puasa,” terang kakak kandung Pardi kepada kerabatnya.

Pardi mengalami luka cukup serius akibat dikeroyok. Akhirnya, Pardi dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Sedangkan, satu korban lain, Muhammad Barham, 22, tetap dirawat di RSUD Grati.

Informasi lain, tragedi berdarah itu bermula cekcok antara Pardi dan Sugianto, warga Desa Sumberdawesari, Kecamatan Grati. Cekcok terjadi di simpang tiga Desa Alastlogo. Terjadi pemukulan oleh Pardi ke Sugianto. Saat itu, perkelaihan iti dilerai oleh istri Sugianto. Keduanya lantas pulang ke rumah masing-masing.

Nah, kejadian itu juga diketahui warga lain, Timan, yang masih saudara. Timan lantas mengadukan yang dialami Sugianto kepada saudara-saudaranya. Yakni, Sugiantoro, Barham, Sholeh, dan Saihul. Mereka semua tidak terima. Lalu, mereka mendatangi rumah Pardi yang hendak berangkat nyekar. Saat itulah terjadi perkelahian berdarah.

Pada 2007 silam, nama Desa Alastlogo juga mengemuka. Kerusuhan yang melibatkan aparat dengan warga petani. Pemicunya konflik lahan. Empat warga tewas dan delapan warga mengalami luka tembak.

Source