Hati-hati, Cat Kuku UV Bisa Sebakan Kanker dan Mutasi DNA

32

JawaPos.com – Bagi para kaum hawa yang biasa perawatan kecantikan pasti tahu bahwa saat ini banyak beredar cat kuku varian gel. Dibandingkan dengan cat kuku tradisional, varian gel lebih tahan terhadap kerusakan dan noda, dan mempertahankan kilaunya sampai Anda menghilangkan cat kuku dari kuku Anda.

Dalam pengaplikasiannya, biasanya cat kuku gel yang dilakukan di pusat kecantikan juga biasanya disertai dengan menggunakan sinar Ultraviolet (UV). Hal ini bertujuan untuk membuatnya cepat mengering tanpa perlu menunggu terlalu lala.

Namun menurut penelitian terbaru, metode ini ternyata berbahaya. Sementara bahaya sinar UV terutama dalam pengaturan tanning sudah diketahui sejak lama. Baru-baru ini sekelompok ilmuwan meneliti potensi bahaya cat kuku gel dengan metode pengering UV bisa menimbulkan efek buruk lainnya bagi kesehatan manusia.

Beda dengan sinar UV yang digunakan untuk menggelapkan kulit, perangkat yang digunakan oleh salon kuku memancarkan spektrum sinar Ultraviolet yang berbeda. Sekelompok peneliti dari Universitas California San Diego memutuskan untuk mempelajari perangkat setelah membaca artikel tentang kontestan kontes kecantikan yang didiagnosis menderita kanker kulit yang langka.

Menggunakan kombinasi sel manusia dan tikus yang berbeda, para peneliti menemukan satu sesi 20 menit dengan pengering cat kuku Ultraviolet ternyata bisa menyebabkan sebanyak 30 persen sel mati. Tiga sesi 20 menit berturut-turut melihat 65 hingga 70 persen sel yang terpapar mati.

Di antara sel-sel yang tersisa, para peneliti melihat bukti kerusakan mitokondria dan DNA. Ngerinya lagi, penelitian tersebut juga membuktikan bahwa selain mutasi yang terlihat pada pasien, ini juga bisa menyebabkan kanker kulit.

“Hasil percobaan kami dan bukti sebelumnya sangat menyarankan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh pengering cat kuku UV dapat menyebabkan kanker tangan dan bahwa pengering cat kuku UV, mirip dengan tanning bed, dapat meningkatkan risiko kanker kulit dini,” ujar para peneliti yang diterbitkan di jurnal Nature Communication.

Meski begitu, mereka memperingatkan bahwa studi epidemiologi lebih lanjut diperlukan sebelum mereka dapat secara meyakinkan mengatakan bahwa penggunaan perangkat pengering UV menyebabkan peningkatan risiko kanker kulit. “Kemungkinan studi semacam itu akan memakan waktu setidaknya satu dekade untuk diselesaikan dan selanjutnya menginformasikan kepada khalayak ramai,” lanjut para peneliti.

Source