
JawaPos.com–Komitmen Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) terhadap perlindungan perempuan dan anak diwujudkan deklarasi dan peresmian Sekretariat Forum Anak Surabaya (FAS). Rencananya, sekretariat itu diresmikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 30 Januari di Balai Budaya, Kompleks Alun-Alun Surabaya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto, mengatakan, sekretariat itu mempermudah koordinasi/komunikasi anggota Forum Anak. Yaitu, antara FAS dengan Forum Anak Nasional atau daerah lain. ”Maupun dengan Instansi Pemerintah maupun lembaga lainnya,” ujar Tomi.
Dengan adanya Sekretariat FAS, lanjut dia, diharapkan dapat menjadi tempat mereka berkarya dan menjalankan peran sebagai pelopor dan pelapor, serta peran melalui Partisipasi Anak dalam Perencanaan Pembangunan. Sekretariat FAS berada di Kompleks Museum Pendidikan, Jalan Genteng Kali No. 10, dengan jam operasional pada Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-15.00.
Setelah peresmian sekretariat, mantan Camat Wonokromo itu menyampaikan, Pemkot Surabaya akan melanjutkan agenda berikutnya dengan deklarasi stop kekerasan dan perkawinan pada anak. Deklarasi itu akan dibacakan secara serentak oleh Eri dan para tamu.
Tomi menyampaikan, deklarasi tersebut berisi poin-poin penting untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam melakukan gerakan stop kekerasan dan perkawinan pada anak. Sebagai upaya mengubah pola pikir dari para pengambil keputusan, maupun masyarakat bahwa kekerasan dan perkawinan anak sangat merugikan dan berbahaya bagi anak-anak.
”Juga akan ada sosialisasi tentang keberadaan Hotline Puspaga dan P2TP2A maupun Command Center 112 sebagai fasilitas yang disediakan Pemkot Surabaya, sebagai pengaduan terhadap segala permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak serta pembelajaran keluarga,” terang Tomi.
Tomi menambahkan, bagi yang membutuhkan konsultasi terkait permasalahan keluarga bisa mengunjungi Sudut Konsultasi Puspaga dan P2TP2A DP3APPKB Kota Surabaya. Selain itu, juga disediakan berbagai sarana yang menarik seperti papan tanda tangan (komitmen) stop kekerasan dan perkawinan anak, papan untuk penempelan kertas sebagai Dinding Curhat Hati dalam bentuk gambar berupa rumah dan pohon harapan anak-anak Kota Surabaya dan pemberian souvenir bagi siswa yang berpartisipasi aktif.
”Kegiatan ini dilaksanakan Pemkot Surabaya melalui DP3APPKB bekerja sama dengan lintas OPD terkait, didukung Organisasi Pelajar Surabaya, FAS, Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, BKKBN Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,” papar Tomi.