
Dua Pelaku Lain Yang Ikut Nikmati Hasil Rampokan
JawaPos.com – Penyidik Polda Jawa Timur (Jatim) menduga mantan Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar terlibat dalam perampokan di rumah dinas wali kota Blitar. Bahkan meyakini sebagai aktor intelektual.
Karena itu, setelah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani pemeriksaan selama sekitar 12 jam, Samanhudi langsung ditahan. Berdasar pantauan, wali kota Blitar dua periode tersebut baru keluar dari ruang penyidikan Subditjatanras Polda Jatim kemarin (28/1) dini hari pukul 03.30.
Samanhudi mengenakan baju tahanan dengan dikawal sejumlah polisi berpakaian preman.
Kedua tangannya terborgol. Dia memilih tidak banyak berkomentar ketika digiring ke mobil yang akan membawanya ke gedung Dittahti (Direktorat Tahanan dan Barang Bukti) Polda Jatim. ”Sama pengacara ya,” ujarnya sembari terus berjalan menuju mobil. Selanjutnya, Samanhudi ditahan di Rutan Polresta Sidoarjo.
Joko Trisno, pengacara Samanhudi yang mendampingi pemeriksaan, juga irit berkomentar ketika dikonfirmasi. Dia hanya menyatakan bahwa pihaknya menghormati proses hukum yang berjalan. ”Kan masih pemeriksaan. Dijalani, kami kooperatif,” ungkapnya sembari bergegas pergi.
Keterlibatan Samanhudi dalam perampokan di rumah dinas wali kota Blitar muncul dalam proses penyidikan terhadap tiga pelaku lain. Yakni MJ alias NT, ASM alias ASN, dan AJ yang ditangkap bergiliran pada 6, 7, dan 8 Januari.
Menurut salah seorang penyidik yang menangani perkara itu, dalam pemeriksaan Samanhudi masih membantah keterlibatannya dalam perampokan. Namun, kondisi tersebut bukan halangan penahanan karena ada bukti lain yang didapat. ”Dalam proses penyidikan, keterangan tersangka nilainya nol karena memang punya hak ingkar,” ujarnya sambil mewanti-wanti agar namanya tidak dipublikasikan.
Dia menambahkan, perkara itu termasuk perkara dengan klasifikasi berat. Sebab, rumah dinas yang menjadi sasaran perampokan termasuk salah satu identitas negara. ”Nanti kalau sudah selesai penyidikannya akan dirilis. Mungkin dua atau tiga hari lagi,” ungkapnya.
Yang jelas, kata dia, Samanhudi diduga kuat sebagai aktor intelektual perampokan. Sebab, perampok biasa hampir mustahil menyasar rumah dinas wali kota. ”Motifnya apa, perlu didalami lagi. Termasuk adanya kabar dendam yang bersangkutan dengan wali kota sekarang,” jelasnya.
Kasubditjatanras Polda Jatim AKBP Lintar Mahardono menerangkan, penangkapan terhadap Samanhudi tidak berlangsung instan. Jajarannya sudah mengintai pria kelahiran 1965 itu selama beberapa hari. Hingga akhirnya dilakukan penangkapan di Arena Sport Center Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, Jumat (27/1).
Samanhudi ditangkap setelah bermain futsal dengan sejumlah koleganya. Dia dijemput ketika sedang duduk-duduk. ”Jumat berkah,” katanya. Ungkapan itu merujuk penangkapan MJ alias NT, pelaku pertama yang diamankan, juga di hari Jumat (6/1). Keterangannya menjadi titik awal terungkapnya nama pelaku lain.
Dirreskrimum Polda Jatim Kombespol Totok Suharyanto secara terpisah menyampaikan, pendalaman terhadap kasus tersebut terus dilakukan. Termasuk potensi adanya keterlibatan orang lain. ”Yang jelas saat ini sudah ada dua nama yang sedang kita kejar,” ucapnya.
Masing-masing adalah OK dan ME. Mereka terlibat perampokan secara langsung bersama tiga pelaku lain yang ditangkap sebelum Samanhudi. Hasil penyidikan menunjukkan bahwa keduanya juga mendapat pembagian hasil rampokan di rumah dinas wali kota Blitar.