Ratusan Juta Kasus Pencurian Data Pribadi Terjadi Sepanjang 2022

32

JawaPos.com – Keamanan data pengguna adalah hal penting di era digital saat ini. Sepanjang 2022 yang lalu, sangat banyak topik terkait pencurian data dari semua jenis perusahaan termasuk Twitter, WhatsApp, Facebook, dan banyak lagi.

Menurut laporan terbaru oleh Pusat Sumber Daya Pencurian Identitas (ITRC), sepanjang 2022 terjadi lebih dari 400 juta kasus pencurian data pribadi. Kasus ini didominasi oleh platform jejaring sosial.

Pelanggaran data pengguna telah meningkat selama enam tahun terakhir. Namun, rantai tersebut putus pada 2022. Pada tahun lalu, pencurian data 42 persen lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, lebih dari 422 juta pengguna menjadi korban pelanggaran data.

Angka ini mungkin bisa jauh lebih besar. Hal ini mengingat banyak perusahaan teknologi enggan jujur jika ada kasus tersebut menimpa mereka. Menurut ITRC, hanya 34 persen dari mereka yang melaporkan serangan secara detail.

Ini memiliki efek bola salju pada industri. Karena banyak perusahaan tidak memberikan perincian, itu tidak memungkinkan orang lain membuat keputusan yang tepat atau mengambil tindakan yang tepat pula. Akibatnya, peretas mendapatkan lebih banyak peluang untuk mengakses data pengguna.

Aekitar setengah dari pengguna yang mengalami pelanggaran data merujuk ke Twitter. Sebanyak 221 juta data pengguna Twitter dicuri pada tahun 2022. Lima teratas lainnya termasuk Neopets, AT&T, Cash App, dan Beetle Eye.

Dilansir via PhoneArena, dalam banyak kasus, data yang dicuri terbatas pada nama pengguna dan nomor jaminan sosial. Namun demikian, dalam beberapa kasus, tak sedikit pula data yang dicuri menyertakan informasi identitas pribadi.

Bagaimana dengan tahun 2023? Banyak pihak memprediksi tahun ini trennya masih akan sama. Kejahatan siber disebut masih akan banyak terjadi termasuk upaya pencurian data pribadi di platform digital.

Untuk saat ini, supaya terhindar dari hal tersebut, seseorang dapat menggunakan autentikasi dua faktor (2FA) atau memiliki kata sandi yang lebih kuat. Selain itu, hal yang bisa dilakukan adalah secara sadar tidak mengumbar data pribadi di media sosial.

Source