
JawaPos.com – Polda Metro Jaya terus melacak jejak dan modus pembunuhan berantai yang dilakukan komplotan Wowon Erawan alias Aki. Berdasar hasil penelusuran polisi, ada seorang korban yang meninggal dengan cara didorong hingga jatuh ke laut dalam perjalanan kapal menuju Mataram.
Korban malang itu bernama Siti, seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Garut. Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, Wowon membunuh Siti karena kesal setelah berkali-kali ditagih.
Sebelumnya, Wowon mengaku sanggup menggandakan uang. Entah tipu daya apa yang disampaikan Wowon kepada Siti. Yang jelas, Siti percaya dan menyerahkan sejumlah uang kepada Wowon.
Namun, janji tinggal janji. Setelah menunggu sekian lama, janji Wowon ternyata meleset. Uang yang disetor Siti bukannya menjadi berlipat, tapi justru diduga dihabiskan Wowon. Siti berkali-kali menagih kepada Wowon. Hingga suatu ketika, Wowon mengatakan bahwa uang hasil penggandaan itu berada di Mataram. ’’Ambil uangnya di Mataram,’’ ujar Wowon kepada Siti, seperti ditirukan Trunoyudo kemarin (22/1).
Siti lantas terus mendesak Wowon agar mengambil uang itu di Mataram. Merasa terpojok, Wowon lantas meminta bantuan Noneng, ibu mertuanya, untuk mengantar Siti ke Mataram. Noneng adalah ibu mertua Wowon dari istrinya yang bernama Wiwin. ’’Selain mengantarkan ke Mataram, Noneng diperintah oleh Wowon untuk membunuh Siti dengan cara mendorongnya ke laut di Surabaya,’’ kata Trunoyudo.
Wowon memang dikenal sering bergonta-ganti istri. Dia pernah menikah sebanyak enam kali. Belakangan, Wowon cs juga membunuh Noneng dan Wiwin. Aksi kejam itu diduga dilakukan untuk menghilangkan bukti pembunuhan terhadap Siti.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos dari berbagai sumber, aksi pembunuhan Siti dilakukan pada Jumat (12/2/ 2021). Jenazahnya ditemukan di Bali. Pihak keluarga Siti di Garut akhirnya menjemput jenazah Siti ke Pelabuhan Padang Bai, Karangasem, Bali. Pemakaman Siti berlangsung Minggu (28/2/2021) dini hari di kampung halamannya. Selama dua tahun berlalu, pihak keluarga tidak menyangka bahwa Siti menjadi korban pembunuhan dengan cara didorong dari atas kapal hingga tercebur ke laut.
Sebagaimana diberitakan, Wowon melakukan aksi pembunuhan berantai itu dengan dibantu dua rekannya. Yakni, Duloh dan Dede. Total ada sembilan orang yang mereka habisi. Lokasinya di Cianjur, Bekasi, dan Garut.
Di Cianjur, korbannya adalah Wiwin (istri pertama Wowon), Halimah (istri kedua Wowon), Noneng (mertua Wowon), Bayu (anak Wowon dari Ai Maemunah), dan Farida (dalam proses pengembangan).
Di Bekasi, korbannya adalah Ai Maemunah (istri Wowon), Ridwan Abdul Muiz (anak Ai Maemunah hasil pernikahan sebelumnya), dan Riswandi (anak Ai Maemunah dari pernikahan sebelumnya). Sedangkan seorang lagi adalah Siti, warga Garut.
Korban bernama Ai Maemunah dan dua anaknya, Ridwan Abdul Muiz, 20, serta Riswandi, 16, dibunuh dengan cara diracun. Pembunuhan berantai itu dilakukan Wowon bersama Solihin alias Duloh serta Dede Solehudin.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, saat ini penyidik masih mendalami kasus Wowon cs. ’’Nanti Selasa (24 Januari), kita sampaikan perkembangannya,” kata Fadil. Hingga kemarin, motif pembunuhan yang berhasil diungkap polisi adalah materi. Wowon dkk melakukan aksi pembunuhan berantai itu untuk menguasai harta korban. Namun, lanjut Fadil, bisa jadi ada motif lain.
’’Tim di lapangan masih bekerja, masih mencari kalau ada perempuan lain, motif lain. Ada hal-hal lain yang perlu digali dari seorang Wowon,” jelasnya.
Sebelumnya, polisi menemukan aliran dana hasil penipuan oleh komplotan Wowon. Sejauh ini, didapati aliran dana Rp 1 miliar di rekening Dede. Hal itu disampaikan Kombespol Hengki Haryadi, direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, pada Jumat (20/1).
Hengki mengatakan, dana tersebut ditransfer ke rekening atas nama Dede. Sebelumnya, Dede sempat dianggap sebagai salah seorang korban. Namun, dia akhirnya ikut ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Ai Maemunah dan kedua anaknya. ’’Dede ini yang menghimpun dana dari sejumlah TKW,’’ ujar Hengki.