
JawaPos.com–Pemkot Surabaya mencoba untuk memberikan ruang yang lebih luas kepada para UMKM melalui e-Peken. Sayangnya, berjualan di e-Peken tak semudah membalikkan telapak tangan.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mengatakan, para pelaku UMKM terutama yang sudah masuk di e-Peken itu bisa menerima order. Tak sedikit para pelaku UMKM itu mencurahkan hatinya kepada politikus PKB tersebut.
”Karena para pelaku UMKM di e-Peken ini super banyak. Butuhnya para pelaku UMKM terutama yang sudah masuk di e-Peken itu menerima orderan,” tutur Laila Mufidah.
Laila meminta agar para camat dan lurah mendata UMKM di daerah masing-masing. Hal itu agar mereka mendapatkan order. Sehingga, perputaran ekonomi bisa merata. Dia menilai, di e-Peken itu menunya banyak yang sama. Sehingga, lanjut dia, terkadang pembeli juga bosan.
Dia berharap pelaku UMKM bisa memanfaatkan program pendampingan dari Pemkot Surabaya. Beberapa di antaranya seperti pelatihan barista hingga pengembangan produk dengan inovasi packaging.
”Saya optimistis tahun ini kondisi perekonomian Surabaya bakal lebih baik lagi. Pertumbuhan perekonomian kota juga ada sumbangsih dari para pelaku UMKM di sini,” jelas Laila.
Tahun ini, Pemkot Surabaya memberikan dukungan penuh kepada para pelaku UMKM. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023 diparkirkan di angka Rp 11,2 triliun. Dari angka itu, Rp 3 triliun dikucurkan untuk para pelaku UMKM.
Pada akhir tahun lalu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, transaksi e-Peken mulai Juli 2021 sampai 26 Desember 2022 tercatat mencapai Rp 35.471.640.152 miliar.
Yos menjelaskan, aplikasi berbasis website tersebut bertujuan memberdayakan UMKM, Toko Kelontong (Tokel), dan Sentra Wisata Kuliner (SWK). Sejak di-launching pada 2021, per akhir Desember 2022 terdapat 4.034 jenis usaha yang bergabung di e-Peken Surabaya. Nah, dari angka itu sebanyak 4.034 jenis usaha tersebut terdiri dari 999 Toko Kelontong, 2.835 UMKM, dan 200 SWK.