
JawaPos.com–Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk mendukung hak dan perlindungan anak-anak di Kota Pahlawan. Pemkot melibatkan anak-anak membentuk Forum Anak di tingkat kecamatan untuk mendekatkan jangkauan, serta pengawasan pemerintah kepada setiap permasalahan di seluruh wilayah di Kota Surabaya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan, Pemkot Surabaya telah membentuk Forum Anak Surabaya (FAS) yang terus menyuarakan hak dan perlindungan anak. Sebab, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Melainkan tanggung jawab dari berbagai pihak secara bersama-sama, termasuk dengan upaya pelibatan anak-anak.
”Sebelumnya sudah ada Forum Anak Surabaya (FAS), kini mereka bertugas untuk membentuk Forum Anak di level kecamatan. Nantinya, anak-anak dapat turut melaporkan masalah yang terjadi, sehingga Pemkot Surabaya dapat berperan cepat dan tanggap dalam memberi solusi terhadap setiap permasalahan yang ada,” kata Tomi, Jumat (27/1).
Tomi menjelaskan, perlindungan anak-anak sama artinya dengan melindungi masa depan. Melalui sinergi berbagai pihak, diharapkan masa depan Kota Surabaya berada dalam keadaan yang aman dan sejahtera.
”Kami juga memfasilitasi anak-anak disabilitas karena kami ingin suara dan aspirasi anak-anak bisa didengar. Bahkan, bisa ikut terlibat dalam forum diskusi/musyawarah mengenai proses pembangunan kota di tingkat RT/RW, kelurahan, dan kecamatan,” ujar Tomi.
Menurut dia, masih banyak orang tua yang belum mengetahui tren atau fenomena populer di kalangan anak-anak. Apalagi, tidak sedikit kedua orang tua yang harus sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
”Orang tua sering repot dengan pekerjaannya. Melalui FAS, mereka akan memfasilitasi dan melibatkan Forum Anak Kecamatan untuk menggali potensi anak-anak serta melaporkan persoalan anak-anak di lingkungan mereka,” terang Tomi.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan pelatihan kepada para anggota FAS sebagai pelopor gerakan dalam solusi dari permasalahan anak di lingkungan sekitar (agent of change). Mereka akan terlibat aktif untuk melaporkan ketika mengalami, melihat, dan merasakan tidak terpenuhinya hak dan perlindungan anak.
”Serta berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan dengan melibatkan perspektif anak dalam musyawarah pembangunan. Mereka juga kita libatkan dari awal proses perencanaan, kita ikutkan di level Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) untuk menyampaikan usul atas permasalahan yang ada di Kota Surabaya,” jelas Tomi.
Sementara itu, Ketua Forum Anak Surabaya (FAS) Neerzara Syarifah Alfarizi mengaku bahwa Forum Anak di level kecamatan adalah usul dari rekan-rekannya. ”Kita yang menjadi pelopor dan tentunya sangat excited (bersemangat) sekali. Karena sekarang, kami sudah merancang konsep dan sudah ditentukan penanggung jawab untuk kegiatan. Insya Allah kita juga akan mengadakan roadshow di berbagai wilayah di Kota Surabaya, seperti di wilayah Surabaya Barat, Selatan, Timur, dan Utara,” kata Neerzara Syarifah Alfarizi, siswi SMK Negeri 10 itu.
Kegiatan roadshow akan digelar pada Februari hingga Maret. Dengan harapan setiap kecamatan di Kota Surabaya bisa turut bersinergi dalam mengutamakan hak dan perlindungan anak. Serta, bisa mengusulkan anak-anak untuk menjadi bagian pembangunan Kota Surabaya melalui Forum Anak Kecamatan. Harapannya, anak-anak yang bergabung bisa menyalurkan suara dan aspirasi mereka. Khususnya tentang persoalan di lingkungan mereka, hingga potensi anak-anak.
”Kami juga bisa mendapatkan informasi penting soal permasalahan anak di daerah mereka. Serta, lebih memudahkan kami untuk membentuk Forum Anak di tingkat kelurahan karena anggota Forum Anak di kecamatan kelak akan menjadi fasilitatornya,” papar Neerzara Syarifah Alfarizi.