
JawaPos.com- Kejadian belasan warga Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang, bergiliran masuk rumah sakit karena ”penyakit aneh’’ mendapat perhatian serius DPRD Jombang. Mereka berharap pemkab melalui dinas terkait harus cepat bertindak.
”Saya meminta dinas kesehatan maupun DLH (dinas lingkungan hidup segera turun ke lapangan, melihat, mengecek langsung kondisi di sana,” ujar Miftahul Huda, wakil ketua Komisi C DPRD Jombang, seperti dilansir Jawa Pos Radar Jombang (29/1).
Menurut Politikus PKB ini, kejadian itu tidak boleh dipandang sepele. Terlebih lagi dikuatkan dengan gejala-gejala yang dirasakan juga relatif sama. Pusing, mual-mual dan muntah. Tempat tinggal mereka juga tersentral. ”Tentu janggal sekali, dan hal ini harus segera dicari tahu penyebabnya,” tegasnya.
Dari informasi yang didapat, ada kemungkinan air sumur yang dikonsumsi warga tercemar limbah. ”Ini yang harus segera dicari tahu kebenarannya, apakah terkena limbah atau memang sakit biasa,” ungkapnya.
Apabila benar karena limbah, kata dia, setidaknya kejadian tersebut bisa segera diminimalkan sebelum dampaknya makin meluas dan fatal. Dikatakan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan OPD terkait sehingga cepat mendapat penanganan. ”Kalau memang ada pencemaran limbah, kami juga akan turun tangan,” kata Huda.
Terpisah, Kepala DLH Pemkab Jombang Miftahul Ulum menyatakan, pihaknya berjanji akan segera menindaklanjuti kasus tersebut. ”Insya Allah Senin (30/1), kita akan lakukan verbal dulu di sana, kita lihat dulu ya,” ujarnya dalam pesan singkat yang dikirim ke wartawan.
Sementara itu, warga setempat masih waswas terhadap penyakit aneh yang telah mereka alami. ”Ya, namanya tinggal di dekat tempat penimbunan limbah, tentunya rasa khawatir itu ada,” terang Li, salah seorang warga kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Kekawatiran ibu berusia 40 tahun itu cukup beralasan. Pasalnya, gejala yang dirasakan warga ada kemiripan. Masing-masing menunjukkan gejala panas tinggi, mual-mual, pusing dan muntah. Selain itu, jarak tempat tinggal mereka dengan tempat limbah pabrik pemotongan ayam juga dekat. ”Khawatirnya air sumur kami tercemar limbah, kan jaraknya juga dekat,” bebernya.
Lokasi pabrik memang berdekatan dengan permukiman. Bahkan, jarak gang dengan tempat pembuangan limbah hanya sekitar 200 meter. Belum lagi dengan bau yang menganggu kenyamanan warga. ”Bau setiap hari, terus limbah sudetan usus ya dilewatkan di saluran kecil itu. Nah, khawatirnya bisa meresap atau bagaimana,” lanjutnya.
Soal penyebab warga bergiliran masuk ke rumah sakit, Li mengaku tidak tahu pasti. Yang jelas, warga jelas berharap pemerintah dapat segera turun. Termasuk mengecek sumur-sumur warga. Apakah benar sakit yang diderita warga berasal dari limbah ataukah yang lain. ”Harapan kami semoga ada tindak lanjut, pengecekan air atau bagaimana. Supaya kami lega, biar nggak kejadian lagi seperti ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, sedikitnya 11 warga di Gang V Tawang Dusun Krapak, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, bergiliran masuk rumah sakit dalam beberapa hari terakhir. Gejala yang mereka sasakan sama. Mulai dari panas tinggi, mual-mual, pusing dan muntah.